Rabu, November 4

Pandemi Covid-19 di Mata Mahasiswa (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Sebagai sarjana jalur pandemi Covid-19, tentunya membuat saya merasakan beban yang tidak dirasakan sarjana pada tahun 2019 lalu. Untungnya, saya berhasil menyelesaikan penelitian skripsi tepat sebelum pandemi Covid-19 ini melanda Indonesia. Namun, tidak semua mahasiswa yang satu angkatan dengan saya mengalami keberuntungan yang demikian.

Sebagian di antaranya meresahkan penelitian yang tertunda akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa bulan yang lalu. Hal ini berdampak terhadap keterbatasan mereka dalam berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai penelitian yang akan mereka lakukan.

Meskipun penelitian skripsi saya terbilang “aman”, karena telah terselesaikan sebelum PSBB diberlakukan. Namun, tetap saja ada berbagai konsekuensi yang harus saya terima selama proses kelulusan ini.

Kecemasan Berlebih

Kecemasan Berlebih (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Penundaan sidang sarjana yang diberlakukan oleh kampus membuat saya harus lebih bersabar menanti kepastian itu datang. Saat itu, tidak ada yang dapat memastikan kapan tepatnya dunia akan kembali normal. Apalagi ketika kasus pertama yang menimpa Indonesia, tepatnya pada bulan Maret lalu, membuat semua orang dilanda kecemasan berlebih.

Panic buying yang terjadi di mana-mana, membuat beberapa oknum semena-mena menjual barang dagangan mereka dengan harga yang tak masuk akal. Bagaimana mungkin di tengah kecemasan akibat pandemi yang datang secara tiba-tiba ini membuat mereka sampai hati untuk menambah kecemasan sesama saudaranya sendiri.

Saya masih ingat betul ketika ingin membeli masker satu kotak pun tiba-tiba stock di semua toko menjadi kosong. Ada apa dengan dunia saat itu? Semua berlomba-lomba menghabisi stock di beberapa toko untuk menjualkannya kembali dengan harga yang tak masuk akal. Sungguh, betapa teganya oknum-oknum seperti ini.

Penundaan Sidang Sarjana

Penundaan Sidang Sarjana (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Kembali pada peraturan penundaan sidang sarjana yang diberlakukan oleh kampus. Saat itu menjadi saat-saat terberat dalam hidup saya. Bagaimana mungkin seorang Indah Ladya yang semua rencana hidupnya sudah tersusun rapi harus terpaksa menyerah pada keadaan dikarenakan permasalahan pandemi yang belum juga menemukan titik terangnya.

Sejujurnya, saya marah pada dunia saat itu. Saya merasa gagal untuk memberikan apa yang selama ini orang tua saya harapkan. Sebenarnya, tidak ada tuntutan lebih dari mereka, hanya saja mungkin saya terlalu menganggap hal itu sebagai suatu kewajiban yang harus segera saya tunaikan.

Untungnya, setelah 2 bulan terombang-ambing tanpa kepastian, saya dan tim penelitian saya berhasil menyelesaikan sidang sarjana tersebut dan mendapatkan gelar Sarjana Farmasi daripadanya. Congratulations, guys!

Peluang Melanjutkan Pendidikan yang Terbatas

Peluang Melanjutkan Pendidikan yang Terbatas (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Saya merasa bahwa beban saya saat itu perlahan luruh seiring berjalannya waktu. Apalagi saat itu pemerintah Indonesia sudah mulai melakukan persiapan menuju New Normal yang rencananya akan diberlakukan beberapa minggu setelahnya.

Sayangnya, ternyata kehidupan pasca kampus tidak seindah yang saya bayangkan. Sebagai alumni dari jurusan yang termasuk dalam rumpun kesehatan, saya memiliki kewajiban untuk meneruskan studi saya ke jenjang selanjutnya, yaitu studi profesi. Memang bukan menjadi suatu keharusan, tapi saya adalah salah satu dari mayoritas Sarjana Farmasi yang memilih untuk meneruskan studi profesi tersebut.

Pikiran saya saat itu kacau balau karena kewalahan harus menyusun kembali rencana-rencana hidup ke depannya yang sempat porak-poranda akibat dihantam pandemi Covid-19. Beberapa Universitas yang memiliki Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) menerapkan pemberlakuan untuk hanya menerima mahasiswa internal dari kampus itu sendiri sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Sedangkan saya dan beberapa rekan alumni dari kampus yang belum memiliki PSPA ini terpaksa harus mencari Universitas yang mau menerima mahasiswa eksternal. Sayangnya, saat itu masih sedikit yang memberlakukan kebijakan demikian. Akibatnya, saya dan beberapa rekan alumni yang lain harus bersabar hingga beberapa kampus membuka pendaftaran untuk mahasiswa eksternal yang bukan berasal dari kampus tersebut.

Sistem Pembelajaran Online

Sistem Pembelajaran Online (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Tidak semua mahasiswa seangkatan saya bisa lulus di tahun ini, sebagian di antaranya masih mengambil beberapa SKS mata kuliah yang mengharuskan mereka untuk melakukan pembelajaran secara online. Sistem pembelajaran ini tentunya menjadi suatu hal baru yang tidak mudah untuk diterapkan begitu saja, butuh penyesuaikan lebih selama prosesnya.

Tidak hanya mereka, beberapa rekan alumni yang telah melanjutkan studi profesi di tahun 2020 ini pun turut merasakan sistem pembelajaran online. Berbagai masalah dari sistem pembelajaran online yang sudah sangat sering terdengar seperti kesulitan untuk fokus hingga permasalahan teknis sebagaimana sinyal yang tidak selamanya stabil.

Kesenjangan sosial tentunya menjadi suatu hal yang terlihat jelas di mana setiap mahasiswa memiliki perbedaan kecepatan internet berdasarkan daerah tempat tinggalnya masing-masing.

Peran Pemerintah

Peran Pemerintah (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Terlepas dari semua aspek yang terkena dampak pandemi Covid-19 saat ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, membuat kita tidak punya pilihan lain selain mempercayakan sepenuhnya hal ini kepada pemerintah Indonesia. Tidak ada yang bisa memastikan kebijakan mana yang benar-benar menyembuhkan dampak buruk yang terlanjur menggerus masyarakat Indonesia saat ini.

Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang saat ini masih diberlakukan dalam sektor pendidikan diharapkan mampu menjadi solusi yang menjanjikan untuk menghindari penularan virus Corona yang lebih meluas. Namun, tentunya hal ini membutuhkan tindak lanjut mengenai keputusan PJJ ini sendiri.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Pak Nadiem yang dikutip dari laman kompas.com (3/7/2020), bahwa pembelajaran jarak jauh ini akan menjadi permanen. Namun, sebagai konsekuensinya, pemerintah tentu perlu menaruh perhatian khusus terhadap beberapa mahasiswa yang berasal dari daerah pelosok yang minim sinyal sehingga mau tak mau harus meninggalkan kampung halamannya demi kelancaran proses PJJ via online ini sendiri.

Jika pun nantinya sistem PJJ ini tidak lagi diberlakukan dan instansi pendidikan siap dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, lantas apakah masyarakat yang mencakup mahasiswa bahkan siswa dari jenjang SD hingga SMA ini sesiap instansi tersebut untuk dapat taat?

 

Indah Ladya

 

Referensi :

CNN Indonesia, 2020, Nadiem Ibaratkan Pandemi Covid-19 Ledakan Bagi Pendidikan, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200731062239-20-530894/nadiem-ibaratkan-pandemi-covid-19-ledakan-bagi-pendidikan

Kompas.com, 2020, Menteri Nadiem Wacanakan Belajar Jarak Jauh Permanen Setelah Pandemi Covid-19, Mungkinkah? https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/03/155830065/menteri-nadiem-wacanakan-belajar-jarak-jauh-permanen-setelah-pandemi-covid?page=all

Rosmha Widiyani, 2020, Tentang New Normal di Indonesia: Arti, Fakta, dan Kesiapan Daerah, https://news.detik.com/berita/d-5034719/tentang-new-normal-di-indonesia-arti-fakta-dan-kesiapan-daerah

Tim detikcom, 2020, Kapan Sebenarnya Corona Pertama Kali Masuk RI?, https://news.detik.com/berita/d-4991485/kapan-sebenarnya-corona-pertama-kali-masuk-ri


#OneDayOnePost 

#TantanganPekan9 

#ODOPBatch8

52 komentar:

  1. Imbas pandemi bikin semua aspek kehidupan kita goncang. Banyak perubahan yg harus dilakukan untuk beradaptasi. Aku jugs demikian. Bedanya, aku yg guru biasa jd harus belajar. Terutama ttg teknologi.

    Positif ya sih, kita jadi lebih melek high end teknologi ya? Dipaksa untuk lebih keras beradaptasi dg kondisi ini.

    Anyway, tetep semangat kk. Kita gak sendiri kok. Kita pasti bs ngatasi ini bareng
    #eh kok kayak iklan ya 🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, kita semua berjuang di perannya masing-masing yah😅, semangat juga buat mbaknya 💕

      Hapus
  2. Semuanya berjuang untuk menyesuaikan keadaan yang tak sesuai rencana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yapss betul, yuk semangat semangat!

      Hapus
  3. Masya Allah keren tulisannya kakak. Masa pandemi ini menuai beragam konflik dan kerugian di berbagai aspek ya kak. Tapi tetap semangat, pandemi ada untuk membuat kita lebih kuat. Semoga kita bisa melewati pandemi ini bersama sama ya kak 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semoga bumi lekas membaik yahh💕

      Hapus
  4. Mahasiswa jalur Covid, dramatis di ujung semester pastinya. tap alhamdulillah semua dapat terlampaui. selamat kak sudah menjadi sarjana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, terlebih yang baru mulai masa penelitian, lebih berasa lagi dampaknya😅 terima kasih sebelumnya mas

      Hapus
  5. Dampak covid-19 ini memang gak main-main. Kita memang dipaksa harus bisa adaptasi dengan cepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, mau gak mau harus beradaptasi kalau nggak ya bakal ikutan tergerus dampak pandemi 😅

      Hapus
  6. Alhamdulillah selamat kak bisa menyelesaikan tugas akhirnya di tengah pandemi seperti ini

    Baarokallah

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaAllah, terima kasih mbak 💕

      Hapus
  7. Selamat kak udah sah dapet gelar sarjana farmasi. Semoga teman-teman yang belum, bisa segera menyusul. Iya nih semakin sulit melanjutkan jenjangnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, beberapa universitas jadi ikutan beradaptasi dengan cara menerapkan berbagai peraturan baru nih😅, terima kasih sebelumnya mbak 😊

      Hapus
  8. SulLfaiNi5/11/20 18:16

    MasyaaAllah ternyata lulusan taun ini yay semangat semangat pasti ada hikmah di baliknya:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi iya mbak, masih fresh graduate nih🤭

      Hapus
  9. Dan saya kangen ngajar tatap muka secara langsung. Hiks ...
    Memang sih banyak juga hikmah yang dapat diambil gara-gara pandemi ini. Teknologi bukan hanya milik guru-guru muda. Namun, kalau bisa memimilih, pengajaran secara tatap muka langsung masih lebih menyenangkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, yang paling berasa adaptasinya ya teknologi ini ya, mau gakmau semua harus pada paham🤭

      Hapus
  10. Aku lulusan 2019, tapi wisuda 2020. Tepatnya 7 Maret, seminggu sebelum PSBB mulai diberlakukan di mana-mana 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, nyaris sekali ya mbak, btw saya seminar hasil persis satu hari sebelum kampus saya melakukan pending terhadap semua jenis seminar dan sidang mbak, jadi nyaris juga nih🤭

      Hapus
  11. Selamat Kak...atas perjuangannya hingga lulus wisuda. Mungkin semua orang memang harus bersabar. Agar bisa ttap survive dalam menghadapi pandemi ini. Semoga semuanya segera membaik.

    By the way, Kemasannya blog bagus banget. Simple dan enak dibaca.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, semangat untuk bertahan di tengah pandemi, hehe. Terima kasih sebelumnya mbak💕

      Hapus
  12. Selamat, Kak..
    pasti bakal susah sih buat menuruti peraturan protokol kesehatannya..
    soalnya yg org tua aja masih pada membandel..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, ini dia yang seharusnya jadi perhatian khusus kan ya😅

      Hapus
  13. Kok saya merasa ada yang tercerahkan setelah baca tulisannya kak 🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau begitu mbak, senang berbagi pengalaman🤭

      Hapus
  14. Hallo non, semoga sesudah pandemi segera menemukan kampus untuk meneruskan jenjang pendidikan profesinya ya.

    Sekedar berbagi pengalaman, di Jerman sendiri, sekolah kebanyakan berlangsung normal karena menurut sebuah penelitian anak-anak berperan kecil dalam penyebaran covid kepada orang dewasa.
    Semoga pemerintah dapat meninjau ulang setidaknya kebijakan untuk anak setingkat SD. bagaimana pun juga anak-anak perlu aktif bergerak dan bersosialisasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, ini lagi nyobain tes di beberapa universitas yang udah mulai buka, bismillah😅

      Wah iya ya? Hmm,sepertinya butuh ditinjau ulang yaa peraturan yang diberlakukan saat ini, karena pasti setiap keputusan ada plus minus nya

      Hapus
  15. Wah,fresh graduates rupaya. selamat atas perjuangannya dan pencapaiannya kak. Aku bisa merasakan jika di posisi kakak,,semangat ya...!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak, semangat juga buat mbaknya💕

      Hapus
  16. Selamat ya atas perjuangannya, kami pun sendiri juga berjuang di rannah kami sebagai seorang guru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh, semangat mbak! MasyaAllah, saya kagum betul dengan perjuangan guru di tengah pandemi kali ini, semoga lelahnya menjadi berkah ya mbak

      Hapus
  17. selamat lulus ya mbak, sebagai sesama anak kesehatan saya paham kebutuhan dan keinginan untuk melanjutkan profesi tapi keadaan belum memungkinkan. semoga keadaan lekas pulih dan segera ketemu kampus untuk profesinya ya mbak, semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, terima kasih mbak💕 semoga bumi lekas membaik yahh

      Hapus
  18. Qodarulloh ya mba, memang keadaan saat ini membutuhkan penyesuaian yang cukup signifikan. Selamat ya mba, atas wisudanya, semoga ilmunya bisa bermanfaat untuk orang2 di sekelilingnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh, iya mbak insyaAllah, aamiin, terima kasih mbak💕

      Hapus
  19. Saat awal pandemi juga menggagalkan beberapa rencana yang aku susun sejak tahun lalu Mbak, memang saat ini semua hanya bisa berserah dan tetap berusaha. Selamat atas pencapaiannya dan semoga rencana-rencana yg belum terpenuhi bisa segera tercapai dalam waktu dekat ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semangat juga buat mbaknya yah!💕 karena jujur aja butuh keyakinan yang cukup kuat buat ngelawan amarah karena rencana yang jadi acak-acakan ketika pandemi melanda sepeti ini :')

      Hapus
  20. Tak pernah membayangkan sebelumnya kalau kita semua bakalan ada di masa seperti ini...yang mengubah keseharian kita menjadi kebiasaan baru yang kita harus beradaptasi lagi karenanya...semoga pandemi segera berakhir, kembali normal...dan semua pasti ada hikmahnya...semangat mbak Inda💪🤲

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, semua pasti ada hikmahnya. Kalau kita lihat dari sisi positifnya ya jadi punya waktu lebih banyak buat kumpul dengan keluarga kan ya😅

      Hapus
  21. Semua kena dampak, termasuk mahasiswa. Butuh kesabaran ekstraaaa untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini. Semoga selalu sehat ya mbak... Karena yang penting sekarang adalah sehat lahir batin hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak betul, kesehatan sekarang jadi barang mahal, kudu saling menjaga sesama anggota keluarganya, karena penularan virus ini cepet banget

      Hapus
  22. Teman-teman KPOPers ku juga rata-rata masih kuliah mengeluhkan hal yang sama, terutama soal pembelajaran online. Semoga pandemi segera berakhir amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena selama ini belum pernah full online gini kan ya, jadi tentunya butuh masa adaptasi yang gak sebentar, belum lagi permasalahan mata yang mudah lelah kalau harus menatap layar pc terlalu lama, huhu

      Hapus
  23. Selamat udah lulus ya Mbak, banyak bersyukur saja dengan apa yang telah kita dapatkan, karena pandemi sedang melanda seluruh dunia dan tentu berdampak pada semua sisi kehidupan. Yang penting kita terus berdoa, berusaha dan sabar dalam menerima ketetapan dari Tuhan. Semoga akan indah pada waktunya...amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh, iya mbak betul, aamiin. Semoga kita sama-sama kuat untuk bertahan di tengah pandemi ini ya💕

      Hapus
  24. Sblmnya mau kasih congrat atsa kelulusannya. Pandemi ini nyatanya memang berdampak pada semua ya. Yah walaupun setiap pribadi merasakan tingkat ringan beratnya masing2. Semoga rencana2 kedepan yg skrg rasanya tertunda bisa terwujud dan penundaan2 ini terasa sbg blessing. Aamiin. Semangaat yaa!

    BalasHapus
  25. Walaupun udah ga jd mahasiswa kebayang sih di 'php' sama corona. posisi aku skrg jadi ibu yg harus mendampingi anak PJJ. Walau anak masih TK, aku kesulitan jg krn aku tak ada background guru, --kdg ga sabar--, aku khawatir perkembangan anakku ga akan maksimal. Bagaimanapun guru lebih tahu utk merangsang potensi anak. Semoga saja pandemi ini segera diangkat dan kita bisa menjalankan rencana dengan lancar... Tetap semangat, Kakak^^

    BalasHapus
  26. Imbas pandemi ini memang merata ya semua kalangan kena, sebagai mamak blogger dan penulis, kena juga, event offline nggak ada, buku ditunda penerbitannya. Ah, tetap semangat dan berdoa segera berlalu, Aamiin. Oh iya, selamat ya sudah diwisuda, semoga segera bisa melanjutkan studi profesimu, aamiin...

    BalasHapus
  27. Barakallahu fiikum atas kelulusannya.
    Siswa/mahasiswa yang lulus di saat pandemi ini semua luar biasa. Tetap semangat, semoga pandemi ini segera berakhir.🥺🤲

    BalasHapus
  28. Selamat atas kelulusannya. Semoga pandemi ini cepat berlalu dan kita semakin dikuatkan. Semangat untuk kita semua

    BalasHapus

Everything About Ladya . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates