Selasa, November 24

Masakan Ibu yang Selalu Dirindukan Anak Rantau (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Jauh sebelum menjadi anak rantau, biasanya satu kata yang pertama kali terpikirkan ketika akan “pisah” dari orang tua ya “bebas!”. Iya apa iya? Mungkin selama ini di rumah ngerasa dibawelin mulai dari perintah ini itu sampai gak dibolehin ngelakuin ini dan ngelakuin itu. Nyatanya, apa benar kamu menikmati kebebasan pasca merantau jauh dari orang tua?

Persepsi Anak SMA

Persepsi Anak SMA (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Sebagian orang mulai merantau ketika ia lulus dari SMA, karena biasanya beberapa di antara anak memilih untuk menuntut ilmu di universitas yang bukan berasal dari kota yang ia tempati saat itu.

Alasan lain yang menyebabkan kebanyakan orang menjadi perantau setelah lulus SMA adalah, karena setelah lulus SMA kamu dianggap sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan sendiri, jadi orang tua bisa merasa cukup “lega” sebelum melepasmu untuk “belajar” mandiri dan jauh dari orang tua.

Sebenarnya banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang lebih memilih untuk merantau, faktor pertama karena tinggal di daerah yang jauh dari perguruan tinggi sehingga mau tak mau harus merantau ke kota lain untuk bisa melanjutkan studinya ke jenjang pasca SMA. Faktor kedua bisa disebabkan oleh jurusan yang ia ingin ambil tidak tersedia di universitas yang dekat dengan tempat ia tinggal. Faktor ketiga, karena mau “belajar” mandiri.

Terlepas dari faktor apapun yang menjadi alasan seseorang untuk merantau, pada akhirnya akan merasakan home sick juga toh? Hihi, ayo ngaku nih siapa yang suka home sick?

Problematika Anak Rantau

Problematika Anak Rantau (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Sebagian besar orang gak bakal kepikiran kalau ternyata jauh dari orang tua itu sulit, apalagi jika kamu memang terbiasa melakukan hal apapun bersama kedua orang tuamu. Meskipun terkadang masih suka terlibat dalam berantem-berantem kecil dengan orang tua, tetapi ternyata momen itu bakal terus terpatri di ingatanmu, apalagi kalau sudah jadi anak rantau.

Hal pertama yang bakal membuat kamu rindu yaitu kebersamaan. Mungkin jika selama ini hari kalian selalu dibuka dengan obrolan hangat bersama mama papa, lalu ditutup dengan makan malam bersama mereka, maka hal ini tidak akan kamu dapatkan ketika sudah menjadi anak rantau.

Tinggal di kos-kosan sederhana sembari mempersiapkan semua keperluan kuliah di hari esok adalah hal yang akan selalu kamu temui setiap harinya. Belum lagi kalau kamu gak selera sama masakan yang dibuat oleh ibu kos. Alhasil, kamu harus meluangkan waktu lebih untuk bisa membuat masakan sendiri toh?

Rindu Masakan Ibu

Rindu Masakan Ibu (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Yap, masakan, hal kedua yang pasti kamu rindukan saat merantau setelah poin kebersamaan itu sendiri. Kalau biasanya di rumah kamu tinggal duduk manis menyantap makanan di waktu makan tiba, maka lain halnya ketika kamu sudah menjadi anak rantau.

Kamu bisa saja membeli masakan yang sama persis seperti yang ibumu buat di rumah. Namun, ternyata rasanya tetap saja berbeda. Hmm, kenapa bisa begitu ya? Yuk, simak alasannya berikut ini!

Masakan yang Dibuat Dengan Cinta

Masakan yang Dibuat Dengan Cinta (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Nah, alasan pertama yang membuat masakan ibu menjadi masakan yang tak tergantikan adalah faktor “cinta”. Ibu selalu mempunyai resep rahasia yang membuat masakannya menjadi sesuatu yang sulit untuk ditiru.

Percaya atau tidak, ketika memasak, seorang ibu selalu menyisipkan doa di setiap masakannya agar kamu tumbuh menjadi anak yang hebat dan dapat membanggakan mereka. That’s why, meskipun menu-nya sama, tetapi tetap saja rasanya beda toh kalau bukan dibuat oleh ibumu sendiri? Hihi.

Persepsi Emosional Tentang Rasa

Persepsi Emosional Tentang Rasa (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Masih berhubungan dengan poin pertama mengenai faktor “cinta”, persepsi emosional kita tentang rasa ini membuat kita sulit mendapatkan rasa yang sama ketika mencicipi masakan yang dibuat oleh selain dari ibu kita sendiri.

Sebagaimana dikutip dari Times of India, Christy Fergusson selaku psikolog asal Inggris mengungkapkan bahwa, "kita menyiapkan bukti yang menunjukkan bahwa masakan yang dibuat dengan penuh cinta terasa lebih enak dan bagaimana kekuatan intuisi berpengaruh besar pada persepsi orang-orang dalam menikmati sebuah masakan.”

Jadi, ketika kamu makan masakan ibu, maka kamu juga turut merasakan cinta dan kasih sayang yang ibumu tuangkan ke dalam masakan tersebut. That’s why, faktor cinta inilah yang membuat masakan ibumu menjadi selera yang tak tergantikan.

Terbiasa Sejak Kecil

Terbiasa Sejak Kecil (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Mungkin dua alasan di atas dianggap “tak kasat mata” sehingga sulit untuk dipahami. Nah, faktor selanjutnya yang bakal bikin kamu bergumam “eh iya juga ya”, ya ini nih, faktor kebiasaan.

Kamu tahu gak sih kenapa ada orang yang suka banget makan sayur dan ada juga yang boro-boro suka, kalau ada sayur di piring pun eh malah dipinggirin, nah kenapa tuh kira-kira? Yap, faktor kebiasaan. Kalau kamu dari kecil udah dibiasakan untuk mengkonsumsi sayur, maka rasa dari sayur ini sudah bukan menjadi hal yang aneh lagi untukmu, kan?

Sebaliknya, jika dari kecil udah jarang banget dikasih sayur, ya kalau tiba-tiba gedenya harus dipaksa makan sayur apa gak merasa aneh? Begitu pula halnya dengan masalah selera masakan. Sejak kecil, lidah kita sudah biasa merasakan paduan bumbu yang diracik oleh ibu sehingga ketika ada paduan bumbu yang berbeda maka lidah kita merespon hal tersebut sebagai sesuatu yang asing.

Karena meskipun memiliki nama yang sama, tapi tetap saja setiap koki memiliki resep khususnya tersendiri ketika mengeksekusi bahan-bahan masakannya. Dan tentu saja ibumu akan menjadi koki yang selalu kamu rindukan, bukan?

Sesuai Standar Lidah Kita

Sesuai Standar Lidah (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, seorang ibu pasti sudah tahu jenis masakan mana yang sesuai dengan seleramu. Karena, bahkan tahap asin setiap orang pun pastinya berbeda-beda toh? Nah, hal inilah yang menjadi kunci utama mengapa masakan ibu selalu menjadi masakan yang tak tergantikan.

That’s it, beberapa alasan yang membuat pertanyaan besarmu akan terjawab mengenai “rahasia” kelezatan masakan ibu. Teruntuk kalian para anak rantau, tetap bersabar ya! Semoga bisa menyelesaikan misinya di kota orang dan segera kembali berkumpul bersama keluarga tercinta. Virtual hug for you guys!

 

Indah Ladya

 

Referensi:

Kumparan, 2017, Ini Alasan Mengapa Masakan Ibu Selalu Terasa Lezat, https://kumparan.com/kumparanstyle/ini-alasan-mengapa-masakan-ibu-selalu-terasa-lezat/full

7 komentar:

  1. Hahahaha bener banget nih, alasan seorang anak mau merantau adalah bebas! Karena aku juga ngelakuin ini. Tapi, setelah dijalanin wow ternyata sulit sekali jadi anak kos. Apalagi kalo rantaunya beda pulau wah mikir-mikir kalo mau pulang.

    Dan bener banget Mba, soal makanan rumah tuh emang gak ada obatnya banget. Aku kalo pulang ke rumah udah ngelist pengen makan apa aja hihihi. Sampai sekarang pun aku kalo pulang pasti bawa lauk pauk ke rantauan. Sejak corona ini sih tapi jadi makin rajin dikirimin makanan, katanya kasian anaknya ga bisa masak makanan enak hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, saya pun ngerasain gitu. Yang bikin sulit ngekos ya karena makanannya, suka ga selera sama makanan disana, haha

      Hapus
  2. Bahkan sampai aku menikah dan punya satu anak, aku masih merindukan masakan ibu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah, masakan ibu memang tak tergantikan ya mbak :)

      Hapus
  3. Semuanya betulll banget.
    Terutama soal standar lidah kita selama bertahun tahun sudah sesuai dengan masakan Ibu. Itulah kenapa begitu menyesuaikan dengan cita rasa yang berbeda dari satu jenis makanan jadinya ada yang kurang. Kecuali makanan itu memang benar benar asing di lidah kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, jadi dari faktor kebiasaan juga ya, akhirnya membentuk "standar" di lidah kita masing-masing, hehe

      Hapus
  4. So truuuueeeee, masakan rumah memang nggak akan pernah bisa tergantikan, mau semirip apapun makanan yg kita temuin di tempat rantaušŸ¤§ gak ada yg nggak setuju sama poin-poinnya huhu. apalagi kalau bicara dari sisi emosional, salah satu sebab kenapa masakan di rumah nggak bisa tergantikan dengan masakan lain itu kan karena kita memiliki memori atau perasaan yg tajam akan masakan-masakan tersebut, seperti yg mbak jelaskan di atas. jadi indera kita seolah udh bisa membedakan dengan otomatis mana rasa yg familiar di lidah kita, dan mana yg tidak, serta masuk ke golongan mana aja jenis-jenis makanan ini. apa makanan warteg, makanan hasil masakan ibu, atau masakan buatan tetangga sebelah, misalnyašŸ˜‚.

    ah, btw, saya jadi kangen rumah deh mbakšŸ¤§

    BalasHapus

Everything About Ladya . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates