Selasa, September 22

Stop Being an Emotional Eater (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Ngemil seringkali dilakukan sebagian orang sebagai sarana untuk menunda rasa lapar. Bahkan sebuah studi bertajuk 'The State of Snacking' di 11 negara termasuk Indonesia menunjukkan sebanyak 23 persen masyarakat suka ngemil (cnnindonesia.com).

Selain sebagai penunda rasa lapar, ngemil juga seringkali dilakukan untuk mengendalikan emosi seseorang. Sebagaimana di tengah pandemi saat ini, sebagian besar orang mengkonsumsi cemilan lebih banyak sebagai pengendali rasa bosan dan cemas sehingga emosi cenderung tidak stabil. Hal ini tentunya akan berdampak buruk ketika seseorang memiliki kebiasaan seperti ini yang lebih condong sebagai emotional eater.

Dilansir dari mayoclinic.org, emotional eating bisa menyebabkan kita makan terlalu banyak, terutama makanan-makanan yang tinggi kalori dan tentunya makanan yang manis dan berlemak tinggi. Selain tidak baik untuk kesehatan, jenis-jenis makanan ini juga tentunya akan membuat sebagian orang yang tengah berjuang menurunkan berat badannya akan merasakan bahwa usaha mereka telah sia-sia.

Beberapa tips di bawah ini akan membantumu agar tidak menjadi emotional eater. Yuk simak ulasannya berikut ini!

Sarapan Itu Penting

Sarapan Itu Penting (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Memulai hari dengan sarapan pagi bukan hanya menyumbang tenaga bagi tubuh. Namun, sarapan pagi juga membantu tubuh untuk merasa kenyang lebih lama. Apabila kita terbiasa untuk skip sarapan, maka hal ini seringkali meningkatkan emosi kita untuk makan di siang hari sehingga cenderung kalap.

Rasa lapar yang berlebih justru akan membuat kita kehilangan kendali saat makan. Nah, jadi sarapan pagi ini ternyata sangat berpengaruh untuk sebagian orang yang tengah berjuang menurunkan berat badannya, bukan?

Gunakan Piring yang Lebih Kecil

Gunakan Piring yang Lebih Kecil (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Piring besar akan membuat porsi makanan kita terlihat lebih kecil sehingga mendorong kita menambah porsi makanan di dalamnya untuk membuat piring tersebut terlihat lebih penuh. Nah, dengan menggunakan piring yang lebih kecil, maka hal ini akan membuat porsi makanan kita terlihat lebih besar sehingga lebih mudah untuk mengirimkan sinyal kenyang ke dalam tubuh.

Makan Sesuai Inner Clock

Makan Sesuai Inner Clock (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Mengandalkan isyarat tubuh mengenai “jam lapar” seseorang sebenarnya akan lebih efektif dibandingkan menyesuaikan waktu makan sebagaimana stereotip masyarakat pada umumnya. Sarapan jam 07.00, makan siang jam 12.00, dan makan malam jam 19.00. Terlihat sangat kaku, bukan?

Dilansir dari healthline.com, para peneliti mencatat bahwa mereka yang mengandalkan jam untuk mengetahui kapan harus makan akhirnya makan lebih sering daripada mereka yang mengandalkan sinyal lapar dari tubuhnya sendiri. Dengan berusaha memahami inner clock kita pribadi, maka akan lebih mudah bagi kita untuk mengatur emosi ketika makan karena kita tidak makan dalam keadaan yang sangat lapar.

Memaksimalkan Porsi Makan

Memaksimalkan Porsi Makan (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Sebaiknya kita tidak makan dalam keadaan terlalu lapar, bukan? Oleh karena itu, untuk menyiasati hal ini, kita tidak boleh makan dalam porsi yang terlalu kecil. Namun, bukan berarti kita bisa makan dengan porsi yang terlalu besar ya!

Disinilah keuntungan dari makan sebelum benar-benar lapar. Kita akan cenderung menerima sinyal alami dari tubuh kita untuk menentukan porsi yang sesuai dengan kita pribadi. Dengan memaksimalkan porsi makan, maka tentunya akan membuat kita tidak mudah merasa lapar untuk menuju jam makan berikutnya.

Makan Secara Perlahan

Makan Secara Perlahan (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Makan terlalu cepat akan membuat tubuh kita kesulitan dalam merespon sinyal kenyang dari tubuh kita sendiri. Para ilmuwan percaya bahwa mengambil setidaknya 20-30 menit untuk menyelesaikan makan memungkinkan lebih banyak waktu bagi tubuh untuk melepaskan hormon yang mendorong perasaan kenyang (healthline.com).

Beberapa tips di atas bisa kita coba untuk menerapkan kebiasaan baru yang lebih baik. Meskipun mungkin terlihat sulit, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba kebiasaan ini, bukan? Tips di atas akan membuat kita terbiasa memiliki pola hidup yang disiplin. Ingat, makan dengan disiplin tidak serta merta berhubungan dengan kasus menurunkan berat badan saja. Namun, tentunya hal ini akan membiasakanmu untuk memiliki hidup yang lebih sehat. Membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa.

 

IndahLadya

 

Referensi :

Alina Petre, MS, RD (NL), 2019, 13 Science-Backed Tips to Stop Mindless Eating

CNN Indonesia, 2020, 3 Tips Ngemil Lebih Bijak Selama 'di Rumah Aja'

8 komentar:

  1. Thanks ilmu barunya kak

    BalasHapus
  2. Wah keren nih! Bisa dicoba untuk kedepannya! Makasih info nya!

    BalasHapus
  3. wah bagus nih tipsnya!
    semoga kita semua bisa lepas dari emotional eating yak :)

    BalasHapus
  4. Bagus sekali tips-tipsnya kak. Benar banget pas pandemi gini mulut jadi pengen ngemil terus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya betul kak, asal gak berlebihan ya :)

      Hapus

Everything About Ladya . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates