Kamis, Januari 14

Semua Orang Punya Standar Bahagianya Sendiri
Jangan Insecure, Semua Orang Punya Standar Bahagianya Sendiri (indahladya.com)

Setiap orang memiliki hak untuk memilih standar kebahagiaannya masing-masing. Sayangnya, desas-desus lingkungan sekitar seringkali membuat kita mempertanyakan apakah kita benar-benar bahagia saat ini.

Bahkan, beberapa di antaranya justru memilih untuk membandingkan standar bahagianya dan standar bahagia orang lain di sekitarnya. Padahal, sesuatu yang membuat orang lain bahagia, belum tentu mampu membuatmu merasa bahagia juga loh!

Standar Kebahagiaan

Standar Kebahagiaan
Standar Kebahagiaan (indahladya.com)

Setiap orang tentu ingin merasakan hidup bahagia, tanpa terkecuali. Namun, masih banyak yang belum memahami bahwa kebahagiaan ini datangnya dari dalam diri sendiri. Melalui perbincangan singkat dengan teman sebaya, saya jadi menyetujui suatu hal bahwa kebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan, bukan berdasarkan apa yang ingin orang lain lihat.

“Jangan Ukur Kakimu Dengan Sepatu Orang Lain!”

Jangan Ukur Kakimu dengan Sepatu Orang Lain
"Jangan Ukur Kakimu dengan Sepatu Orang Lain!" (indahladya.com)

Siapapun yang menjadi pemilik quote di atas, saya sangat berterima kasih daripadanya. Karena dari kutipan ini, kita bisa belajar bahwa suatu hal yang membuat orang lain bahagia, belum tentu bisa membuat kita merasa bahagia.

Sebagai contoh sederhananya, ada sebagian orang yang lebih memilih menghabiskan uangnya untuk membeli tas brand terkenal hanya untuk melengkapi koleksi tas mewah yang ia miliki. Sebagian lainnya justru lebih memilih menghabiskan uangnya untuk liburan keliling dunia, karena berprinsip bahwa waktu tidak pernah bisa diulang, sehingga ia perlu memanfaatkan waktu yang ada untuk dihabiskan di masa-masa liburan bersama keluarganya.

Ada yang lebih memilih untuk mengagumi artis lokal karena katanya biar Indonesia banget, dan ada yang lebih memilih untuk mengagumi artis korea karena perihal taste dari serial dramanya yang selalu menarik.

Adakah yang salah dari perbedaan pola pikir di atas? Tentu saja tidak, karena semua orang berhak menetapkan standar kebahagiaannya masing-masing. Tidak perlu merasa aneh ketika melihat orang lain bahagia untuk suatu hal yang kamu anggap “ah biasa aja tuh!”, karena mungkin suatu hal yang kamu anggap “biasa aja” itu justru sangat “luar biasa” di mata orang lain.

Bersyukur Adalah Kunci Kebahagiaan yang Sesungguhnya

Bersyukur Adalah Kunci Kebahagiaan
Bersyukur Adalah Kunci Kebahagiaan (indahladya.com)

Sebagian besar orang mungkin setuju bahwa hidup di dunia ini semuanya butuh uang. Bahkan ada suatu kutipan yang mengatakan bahwa “seseorang yang berkata bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan adalah orang yang tidak bisa membelanjakan uang yang ia miliki.”

Mungkin kalian juga sudah sangat familiar dengan kutipan di atas, bukan? Namun, sejujurnya aku tidak sepenuhnya setuju dengan kutipan tersebut. I know, semua butuh uang, tapi gak sedikit juga orang dengan harta berlimpah tapi tetap tidak merasa bahagia seumur hidupnya.

Menurutku, kunci dari kebahagiaan itu adalah bersyukur. Jika kamu terus berusaha membandingkan kebahagiaanmu dengan kebahagiaan orang lain, maka yang datang justru hanyalah perasaan inseure, perasaan tidak mampu untuk menjadi sebahagia orang yang terlihat bahagia tersebut.

Padahal, kalau bicara masalah “terlihat bahagia”, siapa sih yang mau memamerkan masalah yang ia miliki? Siapa sih yang mau memamerkan momen di mana ia nangis-nangis karena tidak mampu membayar hutang yang tak kunjung usai? Siapa sih yang mau memamerkan bahwa sebenarnya ia tidak benar-benar bahagia?

Media sosial itu jahat, semua orang bisa memamerkan apa saja di sana, kecuali ketidakbahagiaan mereka. Ya memang ketidakbahagiaan itu tidak perlu kita pamerkan ke siapa-siapa. Yang salah hanyalah orang yang menelan mentah-mentah cover dari seseorang yang terlihat bahagia tersebut.

 

“Ih liat tuh, tetangga kita baru beli mobil baru, kita kapan ya?”

“Anaknya si fulan udah bisa ngehasilin uang sendiri tuh, padahal masih muda”

“Wah, si fulan kemarin habis liburan ke Eropa katanya loh, sedangkan kita masih di rumah aja”


Hayo, siapa nih yang tadinya gak ngerasa insecure malah jadi insecure gara-gara dibilangin begini? Ini salah satu bukti bahwa energi negatif itu menular loh guys!

Andaikan kamu mau meluangkan waktu untuk merenung sebentar, maka kamu akan tersadar bahwa semua orang memilki masalahnya masing-masing. Tidak ada orang di dunia ini yang tidak diuji, yang membedakannya hanyalah tingkat kesulitan dari ujian itu sendiri. Nah, di sinilah letak ujian yang sesungguhnya, mampukah kamu untuk tetap bersyukur meski orang di sekitarmu selalu terlihat lebih bahagia dibanding dirimu sendiri?

Percayalah bahwa kecemburuan hanya akan menghancurkan kebahagiaan yang selama ini telah kita rasakan. Tidak perlu menjadikan standar bahagia orang lain sebagai patokan dari standar kebahagiaanmu sendiri. Setiap orang memiliki standar bahagianya masing-masing dan memiliki cara yang berbeda pula dalam memenuhi kebahagiaan itu sendiri. Jadi, jangan insecure lagi ya! Kamu terlalu berharga untuk merasa tidak bahagia.

 

With Love,

IndahLadya


Baca Juga : 

Self Love : Ini Masalah Penerimaan Diri
7 Ide Me Time Tanpa Harus Keluar Rumah
Berteman dengan Rasa Malas

1 komentar:

  1. Betul, dengan kita tidak bersyukur malahan membuat susah hidup kita oleh kita sendiri, jadi bersyukurlah

    BalasHapus

Everything About Ladya . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates