Senin, Oktober 12

Budaya Self Service di Indonesia (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Budaya self service ini bisa diartikan sebagai suatu konsep di mana pelanggan dari suatu toko/tempat makan dapat menikmati jasa/produk dari suatu toko/tempat makan tersebut tanpa dilayani langsung oleh pelayan atau staf yang bekerja disana.

Sebagian orang mungkin belum familiar dengan istilah self service ini. Namun, beberapa tempat makan yang menyediakan makanan siap saji telah menerapkan sistem self service.

Salah satu tempat makan yang cukup berkesan untukku karena konsep self service-nya yaitu burger king dan kfc. Kenapa berkesan? Karena stiker anjuran self service ini telah diletakkan di setiap meja dari restoran siap saji tersebut. Meskipun tetap saja ada beberapa oknum nakal yang tetap membiarkan sisa makanan mereka berserakan di meja tempat ia makan tersebut.

Jujur aku cukup geram dengan oknum-oknum nakal seperti ini. Okelah jika memang konsep self service ini tidak terlalu di-announce oleh pihak restoran sehingga beberapa masyarakat awam mungkin kebingungan di mana ia harus membuang sisa makanan mereka, di mana ia harus menaruh kembali piring bekas makanan mereka, dan di mana ia harus mengembalikan tray yang ia ambil ketika mengambil pesanan makanan di kasir.

Namun, kedua restoran siap saji ini sudah sangat memberikan petunjuk dengan baik sehingga seharusnya semua pelanggan di sana bisa membaca dengan jelas apa yang harus ia lakukan ketika selesai menghabiskan makanannya di sana.

Budaya Self Service di Bioskop

Budaya Self Service di Bioskop (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Tempat lain yang juga termasuk salah satu tempat yang mulai menerapkan konsep self service adalah bioskop. Jika dulu beberapa orang yang datang ke bioskop ini cukup kebingungan harus membuang di mana sisa makanan sehabis ia menonton, maka sekarang sudah sangat banyak sekali tempat sampah yang disediakan di luar theater bioskop ini masing-masing.

Bahkan, beberapa bioskop sudah mulai menyuarakan untuk membawa kembali sisa makanan mereka dan tidak meninggalkan sampah ketika akan keluar dari theater tersebut. Hal ini biasanya juga dibarengi dengan beberapa staf yang bekerja di bioskop tersebut berdiri di dekat pintu keluar dengan membawa tempat sampah khusus sisa makanan yang bisa mempermudah penonton untuk membuang sisa makanan mereka ketika akan keluar dari theater.

Namun, meskipun hal ini tampaknya sudah mulai disosialisasikan dengan baik oleh pihak bioskop, biasanya tetap saja ada oknum-oknum nakal yang dengan cuek meninggalkan sampah makanan mereka di tempat duduknya. Bahkan, beberapa penonton tega meninggalkan sampah seperti popok bayi di tempat duduknya. Hmm, di mana sih hati nuraninya?

Budaya Self Service Gak Cocok di Indonesia?

Budaya Self Service Gak Cocok di Indonesia? (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Aku pernah membaca beberapa artikel yang menuliskan bahwa budaya self service ini tidak cocok dengan budaya Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar orang Indonesia sudah terbiasa dengan konsep datang ke suatu tempat, duduk manis, lalu datang pelayan yang siap melayaninya, hingga akhirnya keluar dari tempat tersebut dengan meninggalkan sampah yang tak lagi ia bereskan.

Menurut pandanganku pribadi, budaya self service ini tidak melulu berhubungan dengan budaya dari negara maju saja. Indonesia sebagai negara berkembang pun seharusnya bisa menerapkan konsep ini meskipun mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama, butuh pembiasaan.

Membiasakan Diri Dengan Budaya Self Service

Membiasakan Diri dengan Budaya Self Service (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita tentunya perlu berkontribusi dalam memajukan negara dengan cara mulai menerapkan kebiasaan yang baik dan mencoba untuk meninggalkan kebiasaan buruk yang hanya akan semakin memperburuk reputasi negara ini saja. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendukung budaya self service di Indonesia:

Membiasakan Buang Sampah Pada Tempatnya

Membiasakan Buang Sampah pada Tempatnya (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Salah satu kalimat yang sudah sangat klise sekali, yaitu membuang sampah pada tempatnya. Sayangnya, kalimat yang sudah kita dengar sejak di bangku SD ini justru masih sering disepelekan oleh sebagian orang. Padahal dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan buang sampah sembarangan ini tidak tanggung-tanggung loh. Baca selengkapnya di sini ya.

Menumpuk Piring di Tengah

Menumpuk Piring di Tengah (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Kebiasaan untuk menumpuk piring di tengah nampaknya menjadi salah satu cara yang efektif ketika akan mencoba menerapkan budaya self service saat ini. Beberapa restoran mungkin belum menerapkan budaya self service ini sehingga biasanya tetap ada pelayan yang akan mengambil piring kotor dari meja selesai kita makan di restoran tersebut.

Nah, dengan menumpuk beberapa piring kotor kita di tengah, maka hal ini akan mempermudah pelayan restoran itu untuk mengambil tumpukan piring kotor tersebut dari meja bekas tempat kita makan. Jadi, akan lebih meringankan pekerjaan mereka, bukan?

Membawa Kembali Sisa Makanan dan Sampah Ketika Menonton di Bioskop

Membawa Kembali Sampah dan Sisa Makanan dari Bioskop (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, saat ini sudah tidak ada lagi alasan “bingung nih, gatau mau buang di mana”. Sudah sangat banyak sekali tempat sampah yang disediakan di beberapa bioskop Indonesia. Jadi, kita hanya perlu membawa sisa makanan kita keluar dari theater bioskop tersebut lalu membuangnya di tempat sampah yang telah disediakan.

Selalu Memposisikan Diri Menjadi Orang Lain

Selalu Memposisikan Diri Menjadi Orang Lain (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Poin ini merupakan salah satu cara yang paling efektif menurutku. Hal ini dikarenakan ketika kita mencoba memposisikan diri menjadi orang lain,maka akan mempermudah kita untuk berempati terhadap apa yang dirasakan orang tersebut.

Bayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang petugas kebersihan di suatu bioskop yang hanya memiliki waktu kurang dari 15 menit untuk membersihkan semua sampah berserakan yang kita tinggalkan di sana. Apalagi jika sampah tersebut termasuk sampah basah seperti minuman yang tumpah di sofa, saus tomat yang lengket pada bagian karpet dan masih banyak lagi.

Nah, mulai dari sekarang belajarlah untuk berempati dengan pekerjaan orang lain ya. Tidak ada salahnya untuk menerapkan budaya self service ini meskipun terkadang beberapa orang awam suka menyoraki kita dengan kalimat “sok banget” karena dianggap masih sangat jarang diterapkan di Indonesia.

Menjadi orang yang baik tidak selalu harus mengeluarkan uang untuk orang lain, tetapi menjadi orang baik bisa dilakukan cukup dengan meringankan beban yang mungkin selama ini tidak bisa diceritakan orang tersebut kepada orang lain. Just try to feel that!

Ingatlah untuk selalu membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Semangat menjadi orang baik!

 

Indah Ladya

22 komentar:

  1. Waah.. setuju banget sama yang mbak Indah bilang kalau budayanya orang Indonesia itu datang lalu duduk dan minta dilayani pelayan🙈 tidak jarang kalau mereka berbuat salah dan ditegur, mereka berdalih "kan saya sudah bayar" yaampun..

    Seharusnya mindset ini bisa diajarkan di kurikulum agar generasi ke depannya bisa menerapkan self-service sebagai bentuk tanggung jawab dan kemandirian👍🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, karena sebagian orang udah nyaman dgn kebiasaannya, padahal mah teteup kita harus membiasakan yg benar, bukan membenarkan yg biasa😅

      Hapus
  2. Miris dengan orang-orang yang belum paham dengan konsep self service, dengan alasan mereka telah membayar, maka merasa berhak mendapatkan pelayanan maksimal.
    semoga banyak yang tercerahkan dengan tulisan kak Indah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, harapan saya juga begitu, supaya gak ada lg istilah "yg penting saya bayar"

      Hapus
  3. menarikkk, aku suka banget sama tulisan ini, semoga semakin banyak yang mendukung kampanye ini yaa

    BalasHapus
  4. Terima kasih informasinya kak. Awalnya aku kira self seevice itu yang suka ngebengkel barang2 sendirian wkwkkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena ada "servis" nya ya mbak? Hehehe, gapapa kok sama sama berbagi informasi kitanyaa

      Hapus
  5. artikelnya bagus, kalau budaya ini sudah meresap ke diri tanpa sadar di manapun berada bisa membiasakan tidak buang sampah sembarangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya mbak, ini salah satu langkah yg baik nih

      Hapus
  6. Artikelnya keren, Kak..
    Bener banget sih..
    Kesel banget rasanya pas liat orang ninggalin sampah di mejanya pas makan di resto cepat saji seperti KFC, padahal udh jelas itu mau taruh di mana, malah ditinggal di atas meja aja..
    Rasanya pengen ngambil sampah" itu terus kasih dia lagi..
    Heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuul, padahal di kfc kan udah jelas banget yaa petunjuknya 😅

      Hapus
  7. Suka sebel kalau pas mau numpuk piring di tengah terus dikata, "wah, jiwa babunya keluar." Pengen kujitak itu temanku yang bilang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, emang jahat sih ya orang orang yg suka begitu, hihi

      Hapus
  8. Self service menurutku menunjukkan kualitas seseorang yang menghargai dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Memang masih banyak orang yang berpikir dan bertindak seperti itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, ga merendahkan kualitas diri kita sama sekali kan

      Hapus
  9. Wahhh sekarang udah muncul budaya self-service ini ya di Indo.
    Bagus lah. Ngga semua mesti dilayani juga kan, lagipula tugas pekerja fast food bukan hanya bersihin sisa makan orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah betul, jika banyak orang beranggapan "nanti mereka kerja apa kalo kita yg bersihin?", masih banyak yg harus mereka kerjain padahal :(

      Hapus
  10. Nice artikel. Berbicara tentang self service aku jadi ingat tentang spbu self service. Karena baru pertama kali self service, banyak bbm yang tumpah. Padahal kalau lihat petugas spbu kayaknya gampang bener masukin bbm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah mungkin lebih diperkuat sosialisasinya ya mas, supaya masyarakat lebih terinformasi dgn baik

      Hapus
  11. Kurangnya kesadaran masyarakat salah satu faktor utama "self service" gagal diterapkan.
    Begitulah nasib negara-negara berkembang. Sedih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, kita harus jadi salah satu pelopor kebiasaan baik ini nih, yuk yuk sama sama jadi contoh yang baik💕

      Hapus

Everything About Ladya . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates