Kamis, Oktober 1

 

Kenapa Harus Hidup Minimalis? (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Minimalisme adalah sebuah konsep tentang bagaimana agar kita mampu melihat value suatu barang sehingga kita bisa memilah mana hal yang bermanfaat dan mana yang tidak untuk meningkatkan kualitas hidup.

Gaya hidup minimalis ini kembali dipopulerkan oleh penulis dan komedian Indonesia yang bernama Raditya Dika. Dimulai dari kebiasaan menjual barang yang selama ini tidak terlalu terpakai untuk meminimalisir kuantitas dari beberapa barang dengan fungsi yang sama, hingga memilah mana barang yang lebih dibutuhkan ketika akan membeli sesuatu.

Namun, gaya hidup minimalis ini seringkali disalahartikan oleh sebagian orang sebagai salah satu cara untuk berhenti mengalokasikan uang untuk barang-barang dengan harga yang tinggi.

“Kok masih beli sepatu mahal? Katanya minimalis!”

Begitulah kurang lebih pandangan masyarakat mengenai beberapa orang yang “katanya” menerapkan gaya hidup minimalis tapi masih terlihat menggunakan beberapa barang mahal. Namun, apakah hal ini salah? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Konsep Minimalis

Konsep Minimalis (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Gaya hidup minimalis merujuk kepada praktik dalam menyederhanakan kehidupan seseorang. Sebenarnya tidak ada standar khusus yang menyatakan sudahkah kita menjadi seseorang yang menerapkan gaya hidup minimalis ini.

Sayangnya, beberapa masyarakat justru mensalahartikan gaya hidup minimalis ini seperti tidak boleh membeli barang mewah, tidak boleh berantakan, serta semua harus serba rapi dan teratur.

Nyatanya, gaya hidup minimalis tidak selalu diukur dari ketiga poin tadi. Menjadi minimalis berarti menjadi seseorang yang mengetahui mana barang yang akan meningkatkan kualitas hidupnya dan mana barang yang sebenarnya hanya sekedar ia inginkan, bukan ia butuhkan.

Minimalis dan Hemat

Minimalis dan Hemat (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Sebagaimana gaya hidup minimalis yang diidentikkan dengan hemat dan irit, maka sebenarnya ada korelasinya gak sih di antara dua gaya hidup ini?

Jawabannya bisa iya dan bisa juga tidak. Karena beberapa orang mampu menerapkan gaya hidup minimalis bersamaan dengan gaya hidup hemat. Namun, menjadi minimalis dan menjadi hemat tentunya tetap memiliki beberapa perbedaan.

Sebagai contoh sederhananya, seseorang yang hemat bisa saja membeli barang yang tidak terlalu ia butuhkan jika harganya sedang diskon atau sedang ada potongan harga. Hal ini disebabkan oleh prioritas utama dari seseorang yang hemat adalah harga dari barang tersebut. Jadi, orang yang hemat akan cenderung membeli barang dengan harga yang lebih murah dan seringkali mendapati beberapa barang yang ia beli ternyata tidak benar-benar ia butuhkan.

Berbeda dengan gaya hidup minimalis yang memiliki prioritas utama terhadap kualitas dan value dari sebuah barang. Seseorang dengan gaya hidup minimalis akan cenderung membeli barang dengan harga yang mahal jika kualitas dan value yang ia dapatkan sebanding dengan uang yang ia keluarkan.

Sebagai contoh sederhananya, seseorang dengan gaya hidup minimalis akan membeli sepatu branded dengan harga mahal asalkan ia tahu bahwa sepatu itu akan terus ia gunakan, bukan hanya sekedar “penambah koleksi”. Seseorang dengan gaya hidup minimalis ini pun akan tetap mau membeli barang dengan harga yang murah dan no brand asalkan kualitas yang ditawarkan tidak rendahan sehingga barang tersebut tetap memiliki value.

Bisakah Saya Menjadi Minimalis dan Hemat?

Bisakah Saya Menjadi Minimalis dan Hemat? (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Nah, dengan dua contoh sederhana tersebut, sudah jelas kan bagaimana perbedaan antara hemat dan minimalis? Namun, minimalis dan hemat ini ternyata tetap bisa loh hidup berdampingan.

Seseorang yang mampu menggabungkan konsep minimalis dan hemat akan cenderung membeli barang yang bermanfaat dengan harga yang lebih ekonomis. Namun, tetap saja terkadang hal ini sulit diterapkan karena beberapa opini masyarakat yang seringkali menyebutkan bahwa “ada harga, ada kualitas”.


Menjadi Minimalis

Menjadi Minimalis

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menjadi minimalis berarti menjadi seseorang yang memahami kualitas dan value dari suatu barang. Beberapa tips di bawah ini bisa kamu terapkan jika tertarik memiliki gaya hidup minimalis.

Make a Big Why

Make a Big Why (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Ketika kamu memilih untuk menjadi seorang yang menerapkan gaya hidup minimalis, maka buatlah suatu alasan yang jelas mengapa kamu ingin melakukan hal tersebut. Tulis semua alasan tersebut pada selembar kertas yang bisa kamu lihat setiap hari, seperti pada sticky notes yang dilekatkan pada cermin, kulkas, atau di mana pun yang kamu rasa kamu akan dapat melihatnya setiap hari. Hal ini akan membantu dirimu untuk belajar hidup minimalis dengan cepat dan mudah.

Hindari Barang Duplikat

Hindari Barang Duplikat (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Barang duplikat disini diartikan sebagai dua barang yang memiliki fungsi yang sama dan design yang nyaris sama. Seringkali kita membeli suatu barang yang mirip karena suka dengan design-nya, bukan? Padahal ternyata hanya salah satu dari kedua barang tersebut yang terpakai olehmu. Nah, untuk menerapkan gaya hidup minimalis ini kamu bisa memulai dengan menyingkirkan barang duplikat seperti ini ya!

Singkirkan Barang Lama Ketika Membeli yang Baru

Singkirkan Barang Lama Ketika Membeli yang Baru (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Menjadi minimalis berarti memperhatikan value dari suatu barang. Oleh karena itu, ketika kamu tertarik membeli barang yang baru, ntah itu sepatu, tas, ataupun baju, usahakanlah untuk mendonasikan barangmu yang lama. Hal ini akan menerapkan suatu pola pikir di mana kamu hanya akan membeli suatu barang baru ketika barang yang lama telah kehilangan fungsi utamanya atau sudah tidak nyaman lagi untuk dipakai.

Singkirkan Barang yang Jarang Terpakai

Singkirkan Barang yang Jarang Terpakai (sumber gambar: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, menyimpan barang yang sudah terlalu lama tidak terpakai hanya menumpuk lemarimu saja. Perhatikan mana barang yang memang sering kamu pakai dan mana barang yang sudah lebih dari 90 hari tidak terpakai. Selain mubazir, hal ini juga akan membuatmu kesulitan dalam merapikan lemarimu. Lebih baik didonasikan pada yang lebih membutuhkan saja toh?

Nah, setelah membaca empat tips di atas, jadi bagaimana? Tertarik menjadi minimalis? Atau ingin mengkombinasikan gaya hidup minimalis dan hemat? Jangan lupa terapkan tips di atas ya! Selamat mencoba!

 

IndahLadya


#ODOP

#OneDayOnePost

#ODOPBatch8

#TantanganPekan4

Everything About Ladya . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates