Selasa, Oktober 20

Sudahkah Kamu Berdamai dengan Masa Lalumu? (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Setiap orang pasti memiliki kenangan di masa lalu, baik itu berupa kenangan yang menyenangkan atau malah kenangan buruk. Tak jarang beberapa orang cenderung mengalami kesulitan ketika ingin berdamai dengan masa lalunya yang kelam. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti contohnya rasa trauma yang ia dapatkan ketika memiliki suatu hubungan spesial dengan seseorang di masa lalu.

Rasa trauma seperti ini tentunya tidak bisa hilang begitu saja, butuh tekad dan keyakinan untuk mampu memaafkan kejadian di masa lalu tersebut. Sayangnya, meskipun telah mengantongi niat yang tak main-main, tetapi beberapa orang cenderung masih sulit untuk lepas dari bayang-bayang masa lalunya.

Mungkin beberapa nasehat yang sudah seringkali kita dengar ketika seseorang curhat pasca putus cinta adalah “yang sabar aja, nanti juga lupa sendiri!”. Di satu sisi mungkin hal ini terdengar baik, karena menenangkan seseorang yang tengah kalut akan kesedihan tidak bisa dengan kalimat yang kasar. Hal ini justru akan membuatnya semakin terpuruk, bukan?

Namun, beberapa ahli setuju mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk kalimat seperti ini cenderung mengarah ke toxic positivity. Di mana seseorang seolah memberikan dukungan dan motivasi terhadap orang lain, tetapi malah membuat si korban menjadi tertahan emosinya. Baca selengkapnya di sini ya.

Kebencian Tak Membuat Hatimu Kembali Utuh

Kebencian Tak Membuat Hatimu Kembali Utuh (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Satu hal yang perlu ditekankan selama proses untuk dapat berdamai dengan masa lalu ini adalah dengan menerapkan prinsip bahwa kebencian tak akan mampu membuat hatimu kembali utuh. Segala sesuatu yang telah terjadi tidak bisa diulang apalagi ditarik kembali. Jadi, yang bisa kita lakukan adalah dengan memaafkan kejadian tersebut.

Berdamai dengan masa lalu memang tidaklah semudah kedengarannya saja. Penggalan kisah manis yang seringkali datang menghantui meskipun diakhiri dengan kenangan buruk sekalipun tetap saja terngiang-ngiang dalam ingatan. Sebagian dari kita biasanya cenderung menyangkal hal ini seolah diri kita akan selalu baik-baik saja meski harus hidup dengan bayang-bayangnya.

Namun, jika hal ini terus disangkal, apakah kamu yakin bahwa dirimu benar-benar baik-baik saja? Nah, di sinilah pentingnya untuk berdamai dengan masa lalu tanpa melupakan kejadian tersebut. Karena beda loh ya, melupakan yang sekedar melupakan tanpa memaafkan dengan berdamai pada masa lalu itu sendiri. Yuk, beberapa tahapannya berikut ini!

Niatkan Untuk Berdamai

Niatkan Untuk Berdamai (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Niat merupakan satu kunci utama yang akan menentukan berhasil atau tidaknya prosesmu untuk berdamai dengan masa lalu. Mungkin memang dengan niat saja tidak akan cukup. Namun, tanpa niat, apakah keberhasilan itu akan menjadi “mungkin”?

Kembali Mengingat Kejadian Buruk di Masa Lalu

Kembali Mengingat Kejadian Buruk di Masa Lalu (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, berdamai dengan masa lalu tidak selalu harus melupakan kejadian tersebut. Kamu tetap bisa berdamai dengan masa lalu sembari mengingat beberapa kejadian yang rasanya nano-nano banget. Toh, setiap orang yang hadir ke dalam hidup kita tidak melulu meninggalkan kenangan buruk, kan? Pasti ada satu pelajaran terbaik yang harus kita petik dari sana.

Mencoba Memaafkan

Mencoba Memaafkan (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Jika kamu sudah berhasil mengingat kenangan burukmu di masa lalu tanpa membenci kejadian tersebut, maka kamu bisa lolos ke tahapan selanjutnya. Tahapan yang tidak kalah penting selanjutnya adalah dengan mencoba memaafkan hal tersebut.

Maafkanlah segala sesuatu yang terlibat dalam kejadian tersebut, termasuk diri kita sendiri. Beberapa orang cenderung salah mengartikan tahapan ini, mereka mungkin memang memaafkan kejadian dan orang yang terlibat di dalamnya, tetapi tidak dengan dirinya sendiri. Rasa ingin menyalahkan orang lain ini justru tergantikan dengan suatu perasaan untuk menyalahkan dirinya sendiri. Apakah hal ini baik? Tentu saja tidak.

Segala bentuk rasa ingin menyalahkan, siapapun yang menjadi objeknya tetap saja tidak bisa dibenarkan. Hal ini dikarenakan sebagaimana tujuan awal dari berdamai dengan masa lalu adalah untuk mendapatkan ketenangan itu sendiri, bukan? Kalau masa lalunya dimaafin tapi kitanya sendiri gak memaafkan diri kita ya gimana mau damai?

Memulai Hidup Baru

Memulai Hidup Baru (sumber: dokumentasi pribadi indahladya.com)

Yap, tibalah di tahapan terakhir dari proses berdamai dengan masa lalu ini sendiri, yaitu tahapan untuk memulai hidup baru. Bohong rasanya apabila seseorang mengatakan bahwa dirinya sudah berdamai dengan masa lalu, tetapi kehidupannya masih ngiter di situ-situ aja. Tiap lewat restoran yang dulunya jadi tempat nge-date eh nangis. Tiap denger suara seseorang mirip sama doinya dulu eh nangis. Hehe, no offense ya teman-teman. Hal ini wajar kok untuk dirasakan setiap orang yang baru ingin memulai berdamai dengan masa lalunya.

Namun, hal yang seperti ini jangan sampai terlalu berlarut-larut ya! Kenapa? Tentu saja karena hal ini tidak baik. Kemungkinan terburuknya, kamu malah bisa gagal untuk berdamai dengan masa lalumu dan harus memulai segala sesuatunya dari nol kembali. Duh, gamau kan?

Jadi, meskipun berdamai dengan masa lalu ini tidak melulu harus selalu melupakan kejadiannya, at least cobalah untuk mengingat kejadian tersebut tanpa menyimpan dendam dan emosi. Selamat berjuang!

 

IndahLadya

2 komentar:

  1. Momen memaafkan itu yg aga susah. Tapi mau ga mau harus di lakukan, kalo ga ya semakin sulit berdamai sama diri sendiri.

    Makasih sudah diingatkan, semangat kak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk, yuk dikuatkan lagi niatnya, semoga dipermudah ya kak :)

      Hapus

Everything About Ladya . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates